Sabtu, 12 Februari 2011

MEMBUNUH MIMPI BESAR SEJAK DINI

   Di negri yang subur ini, penguasaan sumber daya alam mayoritas dikuasai pengusaha asing. Asing telah masuk hampir semua sektor kehidupan, dari hulu samapai hilir. Mengecam asing sebagai kekuatan setan kapitalis tidaklah menjawab tantangan ke depan. Makin dicaci makin terlihat kelemahan anak negri ini dalam mengurus nikmat Allah.Lalu bagaimana solusinya?

        Jawabannya mulai dari MIMPI BESAR. Saat Theodor Herzl akan memulai proyek besarnya membangun negara di Palestina, ia memulainya dari membangkitkan mimpi anak-anak Yahudi untuk menjadi orang kaya raya dan berpendidikan. Theodor Herzl memanfaatkan para rabi untuk membangkitkan MIMPI BESAR.Herzl sangat cerdik menembak pasarnya. Ia gunakan semangat keberagaman untuk mewujudkna mimpinya. Puluhan tahun kemudian,MIMPI BESAR tersebut mulai nampak kasat mata.Para rabi bekerja sangat perfect, mereka menjadikan negara Israel? Dalam komennya, Theodor mengatakan bahwa saai itu banyak temannya mengatakan itu mustahil.

       Jika anak-anak negri ini mempunyai MIMPI BESAR seperti Theodor Herzl, saya yakin negri ini akan diisi oleh orang-orang besar yang akan memberikan kontribusi besar bagi negri tercinta ini. Namun sayangnya, sejak kecil mimpi anak-anak negri ini telah di bunuh.

       Berapa banyak ceramah keagamaan yang menyaranakan ummat untuk hidup zuhud dalam arti salah kaprah. Sebagaian ustadz mengatakan bahwa Muhammad adalah pemuda yang miskin. Padahal Muhammad muda mulai berbisnis sejak belia. Muhammad menikah pada usia 25 tahun, dengan mahar 20 ekor unta. Jika 1 ekor unta berharaga Rp 30 juta,berarti mahar Muhammad kepada Khodijah bernilai Rp600 juta. Dalam ceramah pernikahan muhammad dan kkadijah, Abu thalib memberikan sambutan dengan kalimat kekaguman bahwa ada anak muda yang telah sukses.

        Apa  yang dikatakan sebagai dari para ustadz telah membalikan kebenaran sejarah. Mereka mengatakan Muhammad itu miskin. jadilah sebagian umat ini tidak perlu bernafsu untuk meniru kesuksesan telah memberiakan mahar 600 juta,maka anak-anak negri ini pada usia 25 tahun baru menulis lamaran pekerajaan.

        Saat menjadi Nabi, Muhammad mulai  melepaskan kekayaannya. Ia banyak memeberikan hartanya untuk membantu. Paling lamara,Rasulullah menyimpan hartanya 3 hari, setelah itu banyak di berikan untuk membantu perekonomian orang-orang miskin. Namun jangan salah, setelah menjadi Nabi, sisa-sisa kejayaannya juga masih tampak, seperti unta dan kedelai tunggaannya yang tercepat dan termahal. Rasulullah juga mempunya baju bagus seperti Jaguar atau Mercedes S Class, tapi bukan untuk menyombongkan diri. Pada zaman dulu dan sekarang, kendaraan dan penampilan yang bagus menjadi daya tarik dalam interaksi social.

           Jadi Nabi Muhammad SAW bukan miskin tapi zuhud .Perbedaannya sangat jelas, miskin  itu dunia yang menjauhinya.Sedangkan orang Zuhud adalah dunia  yang mendekatinya, tapi tidak di hatinya, cukup ditangan. Orang Zuhud orang yang kaya raya . Orang miskin tidak bias disebut zuhud  karena keadaanya memang sudah tidak menyenangkan.

                Sahabat Rasuullah juga orang-orang kaya, jika tidak kaya mana mungkin pasukan Muslimin berani melawan kekuatan terbesar dunia pada waktu itu, Romawi dan Persia. Jika di ibaratkan,dua kekuatan yang sangat besar ini adalah Amerika Serikat dan Uni Soviet. Jika diibaratkan dengan kondisi kekiknian, negri adikuasa itu bias diibaratkan Amerika dengan Cina.

                Para  sahabat hidup dalam kesederhanaan.  Namun mereka gemar bersedekah dan membantu saudara-saudaranya. Dalam sekali sedekahnya Abdurrahman bin Auf memberikan lebih dari 500 kuda perang pilihan, jika satu kuda perang pilihan bernilai 50 juta, berarti Abdurrahman memberikan sedekah 25 miliyar. Itu baru Aburrahman, belum Utsman bin Affan,Umar bin khatab ,Abu bakar,dll.

                Sejak dini terjadi kesalahan dalam penceritaan sejarah. Sebetulnya ini adalah proyek dari penjajah Belanda. Mereka menyewa sebagian kyai untuk membalikan fakta bahwa   Muhammad Saw dan sahabat adalah orang yang miskin. Ini baru dari sisi keagamaan, belum dari sisi pendidikan formal, sebagai besar waktunya di habiskan di sekolah. Lagi-lagi pendidikan formal di Indonesia tidak mensuports para siswanya untuk menjadi pengusaha.  Begitu lulus yang terpikirkan adalah menulis lamaran pekerjaan. Setiap yahun, Universitas di negri ini menghasilkan pengangguran terdidik. Jumlahnya semakin meningkat.

                Indonesia akan mejadi Negara besar, Zjika tingkat kesejahteraan masyarakatnya semakin membaik. Negara yang besar adalah Negara yang mampu penghuninya bias tersenyum dan tidak perlu memikirkan beban ekonomi, terutama yang menyangkut kebutuahan pokok. Kita bias memulai semuanya ini dari   MIMPI BESAR” . Jika bermimpi saja tidak berani apalagi yang tersisa.


Sumber : Buku
The Power Of Mimpi,karya Akbar Kaleola halaman 9 s/d 11.
                 
            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar